Sesak ini seketika tiba…
Perlahan meluruh, merapuh, dan menjadikan mozaik itu semakin berkeping.
Laksana pucuk cemara yang ditinggalkan punainya
Aku kehilanganmu, engkau terenggut tanpa pernah kumiliki
Kau yang jauh semakin jauh tak tersentuh
Tapi apakah harus sampai disini dayaku?
Tak jua sayang….
Aku akan beranjak meski pelan
Tetap terbang meskipun sebelah sayapku terluka
Karena sejak awal tak pernah kusematkan kata jatuh sebelum kata cinta, maka aku tegar
Sejak semula aku pun tahu bahwa engkau hanya fatamorgana
Aku juga sadar sepenuhnya bahwa luka ini aku yang sengaja
Sejak mula aku tahu tlah di tepi jurang, namun kusingkirkan batu pegangan
Dan kini terhempas sudah segenggam asa
Tapi tentu tak sia-sia setiap cerita
Karena Dia ingin memarahiku tak lewat bahasa semata
Agar aku sadar dan tahu diri
Tlah jauhlah sangat diri ini dari cinta-Mu, berani-beraninya berharap kasih yang baru
Tapi sungguh kini aku tahu diri
Dan aku ingin Engkau kasihi lagi….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar