Sabtu, 04 Juli 2009

Rindu...Rindu.....

Rindu.....rindu.....
Itulah yang aku rasakan teruntuk kalian..
Dua orang terkasih yang melalui mereka aku ada di dunia ini atas kuasaNya...
Seorang wanita berhati luar biasa, penuh ketegaran bahkan di setiap air matanya....
Seorang laki-laki tak terganti di hatiku, yang dalam hidupnya tersemat cinta mendalam teruntuk keluarganya....

Seorang wanita yang jika ku pinta do'a darinya bak menggarami lautan, karena tanpa itu pun aku yakin slalu terucap do'a untukku di setiap sujudnya...
Seorang laki-laki yang tanpa aku berkata apapun, dia tahu manakala ku sedang bahagia, bangga, bahkan kecewa...

Seorang wanita yang disetiap nasihatnya tersimpan pesan untukku untuk selalu berebut untuk mengalah...
Seorang laki-laki yang senantiasa berpesan untukku agar tak terlalu mencintai dunia dan agarku senantiasa mencintai Alloh dan RasulNya melebihi apapun bahkan dirinya...

Seorang wanita yang dari rahimnya tlah lahir tiga orang anak manusia yang selalu menjadi anak manis untuknya...
Seorang laki-laki yang dalam setiap tindakannya tersirat nasihat untukku bahwa bermanfaat bagi orang lain adalah cita-cita nya dalam hidup di dunia...

Seorang wanita yang tiap hari tak lupa menyampaikan perhatiannya untukku meskipun 700 km lebih aku berjarak dengannya...
Seorang laki-laki yang selalu ada untukku, tanpa pernah aku minta sekalipun...

Seorang wanita yang tak pernah lelah lelah mendidik anak-anaknya meskipun berpuluh-puluh anak lain juga menyita perhatiannya....
Seorang laki-laki yang sering ku lihat air matanya menetes di pekatnya malam, namun hanya beberapa kali air mata itu ku lihat di siang hari, dan salah satunya menetes untukku, ketika melihatku sakit kala itu....

Ya Rabb,...cintailah mereka, hapuskan dosa-dosa mereka..., sampaikan salam, rindu dan cintaku ini meskipun melalui mimpi semata...
Aku mencintai mereka...teramat sangat....mencintai mereka karena Engkau semata....

Sabtu, 16 Mei 2009

MEMBUKA LEMBARAN-LEMBARAN LAMA…..

Bismillah…
Alhamdulillah…
Subhanallah…

Pagi ini, aku terbangun pukul 04.30, aku awali hariku dengan subuh seperti biasanya… Namun agak lain dari biasanya, kerena setelah itu hp ku berbunyi, panggilan dari seorang kawan yang telah berada di pulau ujung timur Indonesia. Alhamdulillah, beliau mengabarkan bahwa keadaannya baik-baik saja,..do’a dan harapanku juga senantiasa teriring untuk kalian, kawan-kawan yang tlah mulai menjelajah negeri ini, dari ujung barat hingga ujung timur…
Setelah obrolan itu berakhir, aku melihat kardus berisi tumpukan kertas dan buku yang aku pun lupa isinya. Untuk mengurangi kepadatan kamar kostku, aku berniat membuat tumpukan itu berpindah ke bak sampah di depan kost, namun tentu saja harus melalui sebuah proses bernama “sortir”.
Aku sama sekali tak menyangka bahwa di tumpukan paling atas ternyata ada 2 buah binder, satunya berukuran besar dan satu lagi berukuran kecil. Kubuka binder besar itu yang ternyata berisi catatan2 kuliah, aku merasa heran karena ternyata aku pernah menulis catatan2 itu, lalu dimana sekarang ingatanku tentang materi2 yg terangkum disitu, yah..begitulah, dahulu tdk mengerti dan sekarang lupa. Lalu aku lihat binder kecil yang ada disitu, aku tersenyum melihat isinya, catatan2 kegiatan organisasi dan kepanitiaan semasa kuliah…rasanya baru kemarin aku menulisnya… Dan aku memutuskan tak akan membuang 2 binder itu, karena sepertinya masih bisa aku pakai lagi nanti..
Lalu aku lanjutkan dengan tumpukan kertas2 di bawahnya, aku tersenyum lagi, ternyata isinya masih hampIr sama, notulensi, rundown, dan catatan2 tentang sebuah acara 2,5 tahun yang lalu, NAC 2007..aku lalu mengingat rekan2ku di kepanitiaan itu, terutama Registrasi Full Spirit..Mbah Juni, Niken, Iqbal, Vitry, Fitri, Toni, Erwien, Mas Oktora, Mbak Kiki, Mbak Putri, Helmi, dan Lia. Sungguh, pengalaman bersama kalian adalah salah satu yang takkan terlupa untukku, betapa aku belajar dari kalian tentang arti sebuah usaha, harapan, dan persahabatan. Pencarian peserta yang penuh ketidakpastian, satu persatu hingga mencapai angka hampir ratusan… lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan acara yang sungguh takkan pernah terlupa.
Setelah itu di tumpukan berikutnya aku temukan catatan tentang sebuah kegiatan rutin di Paspilo, Invasi..Wow, untuk beberapa saat aku terdiam,.2 kali aku mengikuti kegiatan itu. Sebuah kegiatan luar biasa menurutku. 3 Tahun sudah sejak pertama kali aku mencoba untuk menjadi bagian di dalamnya. Setahun setelahnya kembali bergabung di dalamnya. Masih aku ingat dengan jelas saat-saat itu.. Bagaimana aku seringkali meminta bantuan Paspilovers2 untuk menjelajah Purwokerto, Pati, Semarang, dan sekitarnya. Dan aku juga tak mungkin lupa, perjalananku, sendirian menjelajah Yogyakarta di tengah liburan akhir pekan perkuliahan. Mungkin hanya aku yang akan tahu betapa berharganya pengalaman itu bagiku.. banyak hal yang aku dapat setelah melewati masa-masa itu, keindahan sebuah proses. Bahwa semuanya memang tak mudah, namun semuanya indah. Teruntuk Paspilovers yang semua yang terlibat dalam acara itu, ingin aku katakan bahwa dalam persiapannya tak selalu kita sependapat, seringkali muncul ketidaksepahaman, bahkan ketidakpuasan mewarnainya, toh semuanya bisa berjalan dan sampai kini kita tetap baik-baik saja, bahkan kita lebih mengenal dari sebelumnya. Joko, Topik, Rico, Tien, Cenul, Mbak Ita, Mbak Iyan, Yunita, Ega, Razta, Siwi, Ridho, Arya, Gala, AW, Togel, Juni, Dimpil, Terong, Sukses, Ahmad, Hafidz, Nopy, Hari, Adit, Bintang, Sisca, Robbit, Bedu, Iman, Emon, dll…. Mudah2an setelah ini kita berkesempatan untuk bertemu lagi, meskipun beberapa dari kalian juga telah menjelajah pulau2 di Indonesia ini, dan mungkin sebentar lagi akan kuikuti penjelajahan kalian di pulau seberang…
Di bagian akhir tumpukan itu aku temukan segala hal tentang IMP, organisasi kampus yang aku ikuti. Tak terasa itu juga setelah berlalu, namun masih aku ingat juga saat2 itu. Saat2 aku belajar bahwa banyak sekali orang2 luar biasa yang ada di kampusku. Dua tahun juga aku mencoba belajar di dalamnya, meskipun sampai saat ini aku merasa pembelajaran di dalamnya belum selesai, namun aku marasa beruntung pernah berada di dalamnya, meskipun aku tak bisa memberikan apa2. Satu hal yang akan selalu aku kenang, orang2 orang yang aku kenal di dalamnya adalah orang2 biasa dengan karakter yang luar biasa…

Akhirnya telah aku pisahkan lembaran2 itu, meskipun ternyata tujuanku untuk mengurangi kepadatan serta melapangkan kamarku tidak sepenuhnya berhasil karena sebagian masih akan aku simpan. Dan aku berharap di tumpukan2 lain yang belum sempat aku buka kembali, nantinya akan ku temukan lembaran-lembaran lainnya. Namun aku merasa hatiku yang terasa lebih lapang dari sebelumnya. Karena tiba2 kepenatan yang aku rasakan malam sebelumnya tak ada artinya jika dibandingkan kenangan yang aku dapat kembali dibalik lembaran2 lama itu. Rasa lelah, bosan, kesal, dan bibit2 prasangka yang aku rasakan malam sebelumnya pun seolah tak bermakna. Kita memang tak hidup untuk masa lalu, tapi untuk masa depan, namun tak ada salahnya jika yang tlah lalu itu kita jadikan tambahan energy untuk menatap masa depan, untuk senantiasa berusaha menjadi yang dicintaiNya, karena tak ada gerak kecuali atas izinNya.

Rabu, 22 April 2009

Di hari itu......

Bismillah....

Saat hati terasa menyempit, terkadang menulis adalah suatu solusi...Hanya menulis, entah tulisan itu terbaca ataupun tidak. Entah tulisan itu dipersepsikan berbeda, itu urusan belakangan... Yah, sebagai orang biasa, orang yang masih amat sangat butuh belajar...ingin kutulis lagi sebagian penat ini, penat yang mungkin hanya karena sedikitnya pengetahuan yang aku miliki...

Di hari itu, hari biasa yang aku mulai dengan harapan agar luar biasa, hari dimana ternyata ada yang harus berubah. Arah ini harus diluruskan kembali, bukan berbalik, bukan berbelok, tetap ke arahnya semula, namun mungkin aku harus melalui jalan yang berbeda. Karena memang terkadang apa yang kita rencanakan tak selamanya akan terwujud. Yang terpenting adalah bagaimana tujuan itu selalu menuju ridha-Nya, dilaksanakan dengan cara yang baik, dan menjadikan kebaikan pula bagi orang lain... Hanya itu inginku....

Tapi ternyata tak selamanya pula itu terasa mudah, toh aku hanyalah manusia biasa yang sangat tak sempurna, yang kadang merasa tak sanggup lagi berlari, bahkan harus tertatih untuk melangkah, namun selama asa ini tak padam, aku akan berdiri lagi, untuk berlari lebih cepat, dalam ketidaksempurnaanku..Karena yang penting untukku adalah belajar dan berusaha menjadi lebih baik, karena kesempurnaan hanya milikNya...

Jumat, 06 Maret 2009

Asa itu masihkah ada??

Ketika pagi itu kulihat kabut mulai turun dari lembah di Timur sana, tlah kuyakini bahwa setelahnya aku kan menyapa sang mentari dengan bahagia..
Dan ketika itu pula, embun yang dingin tlah membuatku memilih untuk membuka jendela..
Agar dinginnya membuatku membuka mata..

Dan ketika perlahan kabut itu tlah menyapa hatiku, aku rasakan dingin itu membuatku ingin beranjak..
Bukan untuk kembali menutup jendela, tetapi untuk mengejarnya..

Karena asa itu masih ada...

Jumat, 20 Februari 2009

Interaksi harus dengan toleransi....

Bismillah...
Semoga yang kan tertuang bukan karena prasangka, yang kan tertulis bukan karena amarah, dan yang tergores bukan pula karena emosi semata....

Setiap hari adalah perubahan, setiap saat itu pula kita senantiasa menjalaninya, karena memang hakikatnya, bahwa waktu takkan pernah memberi toleransi. Dan dalam jalannya, tak selamanya terasa mudah, kadang bahagia, dan tak jarang, kita jumpai kecewa di dalamnya...
Masa depan adalah yang senantiasa kita tuju di setiap waktu, "impian" itulah sebagian kita menyebutnya.. Dan dalam meraihnya kita toh takkan pernah sendirian karena Yang Diatas dengan segala kesempurnaannya tlah membuat semuanya begitu luar biasa. Dia menciptakan amat banyak manusia di muka bumi ini. Berbagai karakter kita jumpai di setiap hari,.. butuh sebuah interaksi, dan tak cukup hanya sebuah interaksi, yang terpenting adalah toleransi. Toleransi yang tumbuh dalam kebebasan hati, bukan oleh tirani...

Setiap makhluk tercipta atas kuasaNya, dan beribadah padaNya adalah sesuatu yang mutlak, karena Dialah Sang Pemilik Segala Kehidupan ini. Semua tujuan kita, Dialah hakikatNya. Namun dalam menjalaninya, kita senantiasa berjalan bersama ciptaanNya. Terkadang dalam persamaan itulah kita harus bisa membawa diri kita, tiap kepala punya isi yang berbeda. Tiap manusia punya penilaian tersendiri terhadap hidupnya, itulah yang terkadang menimbulkan ketidaksepahaman. Dan bahkan terkadang timbul prasangka diantaranya...

Dan kitalah yang akhirnya memutuskan, akan menilai orang lain seperti apa, dengan prasangka baik atau burukkah. Kadang-kadang penilaian yang kita putuskan pun menyebabkan kekecewaan ditengahnya, namun kesabaran adalah kuncinya, meskipun nyatanya, saya sendiripun sangat jauh dalam mempraktekkannya... Karena toh, saya adalah manusia yang sangat biasa,.Namun ada satu yang sangat ingin saya buktikan.
Bahwa sesungguhnya, toleransi itu tak ada batasnya......

Senin, 09 Februari 2009

Jakarta-Bogor, "Sebuah Perjalanan"

Assalamu’alaykum Wr.Wb.

Alhamdulillah, hanya kepada Allah segala puji dihaturkan, Yang Maha Mengusai Segalanya. Yang Paling Mengetahui isi hati manusia..

Berbagai hal kita temui setiap hari, berbagai macam orang kita jumpai tiap hari, dan berbagai kejadian kita alami setiap hari. Semoga semuanya meninggalkan hikmah di hati kita. Membuat kita semakin dewasa dalam memaknai kehidupan. Kehidupan yang kita jalani denagan sendirinya, yang menyisakan kenangan setelahnya dan menimbulkan misteri sebelumnya.Belajar untuk menjadi seorang pembelajar, mungkin itulah yang sebagian orang ingin senantiasa melaksanakannya, karena pada dasarnya setiap hal adalah sebuah proses untuk menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya.

Dan di hari itu pula, hari dimana sebuah perjalanan biasa menjadi tidak biasa untuk saya, ya..di KRL Jakarta-Bogor telah saya lihat sebuah realita bahwa kita tak boleh berfikir bahwa kita sendirian. Di dalam perjalanan pertama saya dari Jakarta ke Bogor, 3 tahun yang lalu. KRL yang menjadi kendaraan favorit itu seperti biasanya, padat, namun tak perlu terlalu berdesakan. Ratusan orang di dalamnya, separuhnya berdiri, berpaut pada pegangan besi tua yang sebagian besar sudah berkarat. Dan disitulah saya, berdiri di dekat pintu kereta, sambil memperhatikan lalu lalang penjual asongan.

Dan ketika melewati daerah yang tampak monument nasional dari tempat itu, maka banyak saya lihat kios-kios yang sebenarnya lebih tepat kalau disebut deretan rumah kardus yang di depannya dipenuhi pedagang sayur, yang kebanyakan sudah mulai layu, maka saya ingat sebuah acara di stasiun TV swasta yang menyebut bahwa di tempat kumuh itulah sesungguhnya monument nasional kita, bukan menara tinggi pencakar langit itu. Dan ketika ada seorang tua yang tersenyum ketika melewatiku, sungguh tak pernah saya merasakan senyum seperti itu, senyum yang begitu dalam masuk ke hatiku. Dia adalah salah satu potret bahwa usia senja tak menjamin seseorang harus memulai kehidupan yang penuh kedamaian, bahkan ia harus membawa pikulan berat yang entah apa isinya menembus kepadatan kereta itu.

Ketika kereta mulai keluar dari Jakarta, kusempatkan melihat keluar jendela, subhanallah, sebagian hatiku seakan kembali ke rumahku. Hijau dan coklat, pohon dan tanah, pemandangan yang sangat menawan. Namun berbeda dengan di dalam kereta, telah saya jumpai puluhan peminta-minta. Berbagai kalangan usia telah saya jumpai, anak kecil dibawah 5 tahun, remaja, dan tentu saja banyak sekali yang kira-kira seusia saya.

Dan ketika kereta itu sampai di Bogor, ia masih menyisakan sebuah tanda yang tak hilang hingga kini…. Kebun  Raya Bogor, itulah tujuanku waktu itu. Subhanallah, pohon-pohon besar, beraneka macam tanaman yang ada disana memang tak pernah membosankan dimata saya. Dan ketika saya pandangi istana megah yang dikelilingi kolam ataukah danau penuh teratai itu, kembali ingatanku menyapa kereta itu. Yah, inilah realita negeri ini, istana dan peminta-minta.

Hari itu sungguh luar biasa, ada keyakinan yang tersisa hingga sekarang bahwa mereka adalah bagian dari kita. Bahwa mengingkari kodrat kita sebagai sesosok makhluk social adalah sebuah pengkhianatan kepada mereka. 

Minggu, 08 Februari 2009

Penalizt, sebuah awal untuk belajar...

Assalamu'alaykum....
Kata2 memang ajaib... Kata2lah yang terkadang mampu mengurangi beban berat dan penat di kepala.. Dan disini, aku akan mulai belajar, belajar bagaimana agar kata2itu tak sekedar singgah di kepala, tanpa makna....

Penalizt,....
Sebuah awal dari keinginan untuk belajar, belajar berbagi cerita, belajar melihat dunia....

Semoga awal yang ingin dimulai dengan indah, akan menjadi sesuatu yang indah pula nanti..
Bismillah.....